3.30.2014

Gawat, Benda Kecil yang Berdampak Besar bagi Lingkungan

Apa yang akan anda lakukan ketika memiliki baterai yang sudah habis atau bekas ? Kebanyakan orang pasti akan membuang begitu saja baterai bekas ke tempat sampah . Ya , memang benda kecil seperti baterai sering di sepelekan oleh orang awam . Namun tahukah anda bahwa baterai termasuk dalam B3 ?

www.letsrecycle.com

B3 kepanjangan dari Bahan Berbahaya dan Beracun . Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain.

Maka dari itu Baterai bekas adalah limbah yang sangat berbahaya yang sebenarnya tidak boleh dibuang sembarangan. Jika langsung saja di buang tidak di daur ulang , maka kandungan logam berat dan zat-zat kimia berbahaya lain yang ada di baterai dapat mencemari air dan tanah, yang pada akhirnya membahayakan tubuh manusia. Semua jenis baterai bekas seperti baterai remote, mainan, jam tangan, telepon seluler, kamera digital maupun baterai yang bisa dicharge termasuk ke dalam B3 .

Yuk kita bedah apa saja bahan kimia dalam pembuatan baterai:

1.Merkuri atau air raksa
Karena ketidaktahuan masyarakat akan racun berbahaya tersebut, tidak sedikit pula yang menggunakannya sebagai pupuk, semir ban mobil, cat hitam, bahan tukang kayu, kerajinan tangan, campuran plester semen, bahkan mainan anak-anak.

Orang dapat saja berpendapat bahwa kandungan merkuri dalam baterai sedikit. Tapi kalau jumlah yang sedikit itu kemudian dikumpulkan, maka lambat laun akan terjadi akumulasi merkuri yang akan mencemari lingkungan. Di Amerika, diperkirakan 2 milyar baterai bekas terbuang setiap tahun. Dan menurut standar federal kesehatan manusia di Amerika, 80 juta liter air yang tertumpah 1 gram merkuri, merupakan air yang tergolong beresiko jika dikonsumsi sebagai air minum. Ini berarti bahwa 1 gram merkuri mampu mengkontaminasi sebuah danau. Bayangkan kalau sebuah baterai saja mengandung merkuri 0,001 gram.

Dampak Merkuri
Ancaman merkuri terutama dari bentuk organiknya yang sangat beracun yaitu metil merkuri. Zat ini akan bertahan dalam tubuh 10 kali lebih lama dibanding merkuri dalam bentuk logam seperti yang terdapat dalam baterai dan termometer.

www.tempo.co

Selain itu logam berat merkuri dapat jua masuk melalui jalan pernapasan, karena sifat merkuri yang mudah menguap pada temperatur kamar. Bagi tubuh manusia, ancaman merkuri dapat menyerang sistem syaraf pusat, ginjal, hati, jaringan otak, serta dapat membahayakan kandungan yang berakibat bayi cacat lahir.

Pernah mendengar tragedi Minamata yang terjadi Jepang ? Pada tahun 1950an, sebanyak 778 penduduk di kepulauan Kyusu, bagian Selatan Jepang tewas akibat memakan ikan yang tercemar merkuri. Ini merupakan tempat terjadinya pencemaran air raksa paling buruk yang dicatat dalam sejarah. Insiden ini terjadi akibat racun yang dibuang sebuah pabrik plastik milik Chiso Chemical Company ke teluk Minamata.
Gejala ini mula-mula terlihat pada kucing yang bertingkah aneh dengan cara melompat ke air, membenamkan diri dan ada pula yang berlarian secara liar. Tahun 1953 kasus penduduk keracunan mulai dilaporkan. Namun pemerintah Jepang melindungi perusahaan tersebut dari segala tuntutan.

http://en.wikipedia.org/wiki/Minamata_disease
Baru tahun 60an pabrik tersebut mengakui sumber limbahnya dan ditutup setelah mengganti kompensasi jutaan yen pada tahun 1966. Kejadian paling buruk adalah masih tersisanya penderitaan penduduk hingga jangka waktu yang panjang. Begitu banyak penduduk kemudian menderita seperti kemampuan bicara yang tidak sempurna, kebutaan, kelumpuhan serta kerusakan otak.

2. Lithium
Litum sangat mudah terbakar, bayak faktor yang memicu reaksi litium sehingga menyebabkan ledakan. Hasil tersebut mengakibatkan terbentuknya kabut (gas) yang sangat beracun. Mudah terbakar bila terjadi kontak antara litium dan api. Bila terhirup akan menyebabkan sensasi seperti terbakar, batuk, sulit bernafas, dan juga luka pada tenggorokan. Kontak dengan kulit menyebabkan kulit terbakar dan terasa sakit. Kontak pada mata akan menyebakan mata memerah, rasa sakit dan rasa pedih yang mendalam. Jika termakan akan menyebabkan kram perut, sakit di bagian perut, sensasi terbakar, kolaps, dan sampai kematian.

www.webelements.com
Putusan resmi dari Resource Conversation dan Recovery Act (RCRA) tahun 1976 mewajibkan adanya manajemen limbah baterai lithium. Produsen wajib menciptakan manajemen limbah sehingga konsumen bisa mengembalikan limbah baterai kepada produsen, kemudian merekalah yang bertangung jawab mengelolanya secara aman.

Sayangnya di Indonesia, penerapan aturan itu tidak jelas. Padahal baterai lithium digunakan secara luas, di antaranya pada komputer jinjing, telepon seluler, kamera digital, dan beragam alat portabel lain. EPA menyatakan manajemen limbah yang diterapkan saat ini (seperti menyimpan dalam drum) berpotensi meledak dan menciptakan gas hidrogen.Untuk menimimalisi bahaya, tengah dipopulerkan desain baterai yang baru sedemikian rupa sehingga melepaskan SO2 dan komponen lain ke udara untuk mengurangi risiko ledakan saat berada pada tekanan tinggi, suhu, atau hubungan pendek. Meski demikian, resiko bahaya masih tetap tinggi.

Lithium sendiri telah lama dimanfaatkan kalangan medis untuk mengontrol prilaku penderita depresi maniak dan zchizophrenia sejak 1960-an. Garam lithium karbonat memiliki efektifitas 70% hingga 80%. Tersedia dalam sediaan berbentuk kapsul, tablet, hingga sirup. Beberapa nama komersial obat tersebut di antaranya Cibalith-S, Eskalith, Lithane, Lithobid, Lithonate, dan Lithotabs. Efek sampingnya adalah rasa mual, kehilangan napsu makan, dan diare. Juga pusing dan tangan gemetar. Tidak disarankan bagi ibu hamil karena bisa menimbulkan keguguran atau cacat pada janin.

Masih banyak zat kimia berbahaya lainnya dalam pembuatan baterai seperti Belerang , asam sulfat , Seng , Amonium Klorida , Antimon , Kadmium , Perak , Nikel , Hidirida logam nikel , Hidirida , Kobalt , Mangan , Nitrogliserin dan Rubidium .

Meski demikian Dr Budi Haryanto, selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UI menuturkan ada beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk mengurangi dampak buruk dari pencemaran limbah baterai bekas seperti yang dikutip pada detik.com yaitu:

1. Masyarakat harus disosialisasikan terlebih dahulu mengenai bahaya dari limbah B3 bagi kesehatan
2. Mulailah untuk memisahkan limbah berbahaya seperti baterai bekas di rumah dengan menaruhnya di dalam plastik khusus dan terpisah dengan sampah lainnya
3. Kumpulkan semua limbah bahan berbahaya di dalam tempat tertentu, misalnya di setiap satu RW ada satu tempat khusus untuk menampung sementara limbah berbahaya
4. Saat pengelola sampah datang untuk mengambil sebaiknya mereka juga sudah memiliki kesadaran untuk tidak mencampur limbah berbahaya dengan sampah lainnya
5. Setelah itu limbah B3 ini akan dikirimkan ke tempat pengelola limbah B3 yang sudah memenuhi standar.

Maka dari itu sosialisasi sangat di butuhkan guna memberikan kesadaran kepada masyarakat akan kebersihan lingkungan .

Dan yang terpenting pula jangan membuang baterai atau mengubur didalam tanah pekarangan rumah kita karena dalam jangka waktu yang cukup lama baterai akan terurai dalam tanah yang dapat mencemarkan air.

Di beberapa negara maju daur ulang baterai dilakukan sangat serius. Banyak negara di Eropa Barat, tidak hanya di toko-toko tapi juga langsung di jalan, dilengkapi dengan kotak daur ulang baterai khusus dan menggunakan bahan daur ulang baterai 95 persen, khususnya dalam pemulihan logam bernilai tinggi.

http://sacredbee.wordpress.com/

Beberapa daerah sudah memiliki tempat penampungan baterai bekas sementara, seperti dikutip dari WWF beberapa tempat yang bisa menampung sampah baterai bekas antara lain:

Jakarta:
PT. Intimedia (Wikimu.com)
Jl. Pakubuwono 6 No. 99 (blkg Apotik Century)
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
cp: Bayu (0817 128 615)

Sekolah Cikal
Jl. T.B. Simatupang kav. 18
Jakarta 12430
cp: Mahmudin, bagian perpustakaan (0817 9249345)

Arief (Kos)
Gd. Sarana Jaya Tebet (Superindo)
Lt. 5 No.517
Jl. Tebet Barat IV
Jakarta 12810

Melly (Rumah)
Jl. Tutul 6 no.515
Pondok Bambu
Jakarta 13430
Telp: 0815 950 6400

Bandung:
Tobucil
Jl. Aceh no.56
Telp: 022 - 426 1548
cp: Tarlen

Yayasan Kontak Indonesia
Jl. KHA Dahlan No. 67
Telp: 022 - 723 0735
cp: Endy

Saya tinggal di Sidoarjo dan masih mencari tempat untuk membuang limbah baterai bekas yang sudah saya kumpulkan selama ini . Jika ada yang tahu , silahkan berikan komentar anda di blog ini :-)

Marilah mulai sekarang kita benahi pola pemilahan sampah kita demi kelestarian lingkungan bersama. Ingat bumi kita hanya satu lestarikanlah.

Semoga artikel blog saya dapat bermanfaat guna melestarikan lingkungan karena saya #ingatlingkungan . Semoga juga , pemimpin yang baru kelak bisa lebih memperhatikan lingkungan hingga ke pelosok negeri kita tercinta Indonesia . Amin

sumber refferensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Baterai
http://health.detik.com/read/2011/03/17/134452/1594162/775/5/banyak-yang-tidak-tahu-bahaya-buang-baterai-bekas
http://en.wikipedia.org/wiki/Minamata_disease